hati hati pengaruh buruk internet terhadap anak
Sebagaimana globalisasi, teknologi internet bukan lagi asing bagi kebanyakan insan masa kini. Internet juga tidak mengenal segmentasi usia konsumen. Orang dewasa, remaja, lansia, bahkan balita yang memang cerdas dan sanggup mengoperasikan teknologi itu, dapat dengan mudah mengaksesnya. Bahkan, keakraban dengan internet seakan-akan salah satu indikator kemajuan seseorang dalam mengakrabi teknologi canggih.
Tidaklah heran, orang tua tanpa sadar telah dan selalu mengkampanyekan teknologi internet kepada anak-anak. Pada hampir semua pembicaraan isu-isu aktual, media internet selalu dijadikan rujukan. Situs-situs maupun portal berita yang di internet sangat mudah di akses sehingga informasi mudah sampai kemana-mana. Anak-anak yang dalam taraf perkembangan memiliki kebutuhan ingin tahu dengan cepat merasa butuh mengetahui teknologi internet ini. Apalagi anak yang telah memasuki usia remaja belasan tahun.
Dengan internet orang dapat mengakses beragam sumber informasi tanpa harus mengalami kelelahan fisik yang berarti. Shopping kebutuhan rumah tangga, menghubungi teman via jejaring sosial seperti friendster dan facebook ke ujung benua Amerika,Asia dan lainnya,bahkan ngobrol ngobrol melalui imternet.Seorang yang sangat pemalu ,tertutup,malas bicara,dapat berubah menjadi sangat lucu,sangat luwes dan suka bercanda melalui aktifitas chatting ini.
Pokoknya, teknologi internet mampu memenuhi kehausan informasi dan kebutuhan komunikasi. Semakin panjang sumber informasi di internet, memungkinkan konsumen memilih dengan leluasa media mana yang akan diakses. Para dosen pun dapat membuka home page pribadi yang berisikan materi kuliah, sehingga para mahasiswa tidak perlu capek-capek selalu datang ke kampus. Mereka cukup mengaksesnya lewat internet di rumah.
Ibarat dua sisi mata uang, internet pun memiliki pengaruh buruk bagi anak. Seorang anak bisa patah semangat untuk belajar agama dan nilai-nilai moralitas. Karena di cap munafik oleh teman-temannya kalau tidak mau mengakses gambar-gambar porno di internet. Akibatnya pun menjadi terancam, ia dapat tampil tidak percaya diri dan serba ragu terhadap nilai dasar pribadi yang selama ini dipegangnya. Bila tidak di imbangi dengan daya upaya kuat unsur memegang prinsip , sang anak dapat masuk dalam dunia serba longgar dalam memegang nilai moralitas.
Dengan demikian, internet bagai pisau bermata dua, bermanfaat sekaligus punya pengaruh buruk . Sepanjang orang tua berupaya kuat untuk menanamkan nilai-nilai moralitas beragama yang intensif, pengaruh buruk dapat diminimalisasikan. Namun, kalau orang tua tidak memiliki pandangan yang memadai tehadap masalah ini, internet akan semakin mempercepat tumbuhnya masyarakat permisif. Untuk itu, bukan saja perlu dipikirkan, melainkan juga perlu diupayakan dan di tuntut orang tua tangguh dan pintar dalam menghadapi tantangan zaman.
Anin boleh berkomen sedikit yah mam.. ^_^
iyap ma... sependapat dgn anin.. :)
smua hal pasti ada konsekuensinya...
apalagi di jaman yg serba memudahkan ini... adanya internet memberikan beragam manfaat sekaligus bermacam efek buruk..
tapi ga ada yg ga bisa dicegah..
pencegahan semestinya dilakukan sejak dini.. pendidikan moral dan spiritual idealnya diarahkan dr semasa kanak2..sehingga dalam menyikapi teknologi baru, bisa senantiasa berjalan lurus di dalam lingkup norma2 yg baik.. :)
artikel mama bagus...
sering2 posting yah mam..
nanti anin komentar lagi.. ^_^
@Nindy
iyaaa....nin,doakan mama memberi yg terbaik dlm hidup ini :)
artikel yang bagus! terima kasih banyak-banyak kerana membantu saya