Facebook Blog Beriman

Pahamilah Arti Sikap Terpuji

1. Tawadu’
Tawadu’ adalah sikap merendahkan din dengan maksud menghindari kesombongan. Tawaduk sebagai kebalikan sifat sombong. Orang yang memiliki sifat tawaduk tidak akan bisa merasa lebih danipada yang lain. 0rang yang tawaduk tidak akan membanggakan dirinya dihadapan siapapun karena apa yang dimiliki adalah karunia Allah semata. Oleh karena itu apabila berilmu, orang yang tawadu’ tidak akan mau sombong karena ilmunya, tetap bergaul dengan orang yang kurang ilmunya. Apabila berharta maka ia mau bergaul dengan orang miskin. Apabila ia orang yang tampan atau cantik ia mau bergaul dengan lainnya. Apabila keturunan orang berpangkat, Ia mau bergaul dengan keturunan rakyat jelata, sehingga Allah mencintainya begitu juga manusia.
Allah akan memberikan pahala yang besar bagi orang tawadu’, sebagaimana firman-Nya

Artinya: “Sesungguhnya orang-o rang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, adalah orang yang apabila diperingatkan den gan ayat-ayat Kami mereka menyungkur sujud bertasbih sorta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan din”.
(QS. As Sajdah: 15)
Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku supaya bertawadu’, sehingga tidak ada seorangpun yang menyombongkan dirinya terhadap orang lath dan tidak ada seonangpun yang menganiaya terhadap orang lain”. (I-LR. Muslim,).
Tawadu’ bukan berarti renciah din. Rendah din merupakan sifat tercela kareha tidak percaya din. Orang yang rendah din tidak pernah merasa mampu berbuat sesuatu. Ia merasa kecil dihadapan orang lain sehingga tidak pernah maju.
2. Taat
Secara bahasa taat artinya patuh atau menurut. Sedangkan secara istilah taat artinya upaya untuk selalu mengikuti petunjuk Allah dengan cara melaksanakan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Hukum taat kepada Allah adalah wajib. sehngga barang siapa yang ingkar kepada Allah adalah sangat berdosa. Ketaatan seseorang kepada Allah sangat tergantung kepada keimanannya, semakin kuat imannya maka semakin taat kepada Allah. Taat kepada Allah SWTjuga harus taat kepada Rasulullah. Firman Allah:

Artinya: “Wahai orang yang beniman! Taatilah Allah dan taatllah Rasul (Muhammad) dan ulul Amni (Pemegang Kekuasaan) di antara kamu ... (QS. An Nisa : 59)
Dalam Al Qur’an surat An Nisa ayat 69 disebutkan bahwa betapa mulianya orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan ditempatkan oleh Allah beserta orang-orang yang dibeni nikmat yaitu para Nabi, Siddiqin, Syahidin, dan Shahilin.
3. Qanaah
Secara bahasa (etimologi) qanaah artinya cukup. Sedangkan secara istilah (terminologi) qanaah berarti merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan din dan sifat ketidakpuasan/kekurangan.
Qanaah itu sifat sederhana dalam keadaan sempit maupun dalam keadaan lapang. Kekayaan dan kemiskinan bukan diukur dan banyak sedikitnya harta, tetapi terletak pada kelapangan hati untuk selalu sabar dan mensyukuri segala karunia yang diberikan Allah SWT.
Nabi Muhammad saw bersabda:
Artinya: “Bukanlah kekayaan itu lantaran banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kekayaan jiwa”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Qanaah bukan beranti menenima apa adanya dengan sikap malas, tetapi harus diiringi dengan usaha keras. Belajar yang rajin dan tekun merupakan usaha untuk meraih prestasi dan kesuksesan di masa depan. Orang yang qanaah akan bersikap: akan menenima apa yang ada dengan rela hati, selalu memohon kepada Allah SWT, bentawakal kepada Allah SWT dan tidak tengoda oleh tipu daya dunia.

4. Sabar
Secara bahasa sabar artinya tabah hati, tegar. Menurut ajaran Islam sabar adalah sikap teguh dalam menghadapi segala macam cobaan dan rintangan dengan tidak melupakan ikhtiar atau usaha. Orang yang sabar apabila berikhtiar mengalami kegagalan atau belum berhasil, tidak mengeluh dan tidak putus asa. Kegagalan akan dihadapi dengan berbaik sangka kepada Allah bahwa kegagalan itu ada hikmahnya. Demikian pula apabila mengalami musibah sakit, kematian anggota keluarga atau bencana alam, disikapi dengan sabar dan tawakal kepada Allah SWT, bahwa semua itu adalah cobaan imannya. Firman Allah SWT:

Artinya: “... dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah
orang-o rang yang bertaqwa. “ (QS. Al Baqarah: 177)
Menurut sebagian ulama sabar dibagi menjadi tiga macam, yaitu:


1. Sabar ‘Ala Ta’at adalah sabar dalam menjalankan semua perintah Allah SWT. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji, menuntut ilrnu, tawaciuk, qanaah, sabar, dan sebagainya.


2. Sabar Ala Ma’siyat adalah sabar dalam meninggalkan semua larangan Allah SWT. Misalnya: meninggalkan minuman keras, berjudi, menjauhi marah, dan sebagainya.


3. Sabar ‘Ala Musibah adalah sabar ketika menghadapi musibah atau cobaan yang menimpanya.
Misalnya kehilangan harta, dikurangi rezekinya, terkena banjir, bencana alam, dan sebagainya.
Orang yang sabar akan mendapat belas kasih Allah SWT, menciapat keberkatan yang sempurna mendapat rahmat dan Allah dan tergolong orang yang mendapat petunjuk. Firman
AIIahSWT:

Artinya: “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS Al Baqarah: 153)


Contoh Perilaku täwadu’ taat, Qanaah, dan Sabar
Perilaku Tawadu’


Rahmat Aldi siswa yang pintar namun tidak sombong dengan kepintarannya. Ia rajin belajar dan tekun bekerja serta shalat lima waktu selalu dilakukan. Bergaul dengan siapa saja tiada membeda-bedakan yang pintar maupun yang kurang. Semua adalah merupakan temannya. Ia selalu ramah, menyapa siapapun yang pernãh dikenalnya, Iemah lembut, dan suka menolong.
6. Perilaku Taat
Aminah siswi yang taat kepada Allah, Rasul-Nya, dan kedua orang tuanya. Ia rajin shalat, melaksanakan perintah-penntah-Nya dan menjauhi larangan-Iarangan-Nya. Ia rajin membantu orang tua dan tidak pernah mengecewakan harapan-harapannya. Semua yang diperbuatnya
sebagai usaha untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan.

7. Perilaku Qanaah
Salim anak seorang pekerja yang berpenghasilan pas-pasan. Namun ia tidak pernah merasa kekurangan bahkan merasa cukup dan selalu bersyukur atas pemberian orang tuanya. Ia tak pernah rendah din, apalagi meminta-minta kepada orang lain. Ia merasa yakin bahwa Allah telah menentukan hasil usaha orang tuanya. Kemampuan manusia itu terbatas pada ikhtiar, sedangkan yang menentukan hasilnya adalah Allah SWT.
8. Perilaku Sabar
Semua Nabi mengalami ujian dan cobaan. Di antara mereka iang mengalami cobaan amat berat adalah Nabi Ibrahjm as. Beliau dicoba dengan berbagai ancaman, hinaan, dan siksaan dan orang kafir. Beliau pernah dibakar hidup-hidup. Berkat kesabaran dan keteguhan imannya, Allah SWT memberikan pertolongan, api tidak terasa panas baginya.


Membiasakan Perilaku Tawadu’, Taat, Qanaah, dan Sabar
9. Membiasakan perilaku tawadu’, taat, qanaah, dan sabar dalam Iingkungan keluarga.


Tawadu’, taat, qanaah dan sabar merupakan sikap terpuji yang sangat dianjurkan untuk dimiliki oleh setiap umat Islam baik lelaki ataupun wanita, oleh karena itu sikap tawadu’ perlu dikembangkan sejak dini dalam keluarga. Sikap merendahkan din dengan menundukkan kepala dengan penuh kesadaran sebagai hamba yang mempunyai asal yang sama dan selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan, diajarkan dalam keluarga. Dalam keluarga perlu juga diajarkan sikap qanaah karena akan menjadikan tenang dan tentram sebab selalu merasa cukup terhadap pembenian Allah. Demikian pula sabar dalam taat, sabar dalam menjauhi maksiat ataupun sabar dalam menerima musibah.

10. Memblasakan perilaku tawadu’, taat, qanaah, dan sabar dalam Ilngkungan sekolah. Di lingkungan sekolah perilaku tawadu’, taat, qanaah dan sabar dalam lingkungan sekolah perlu dibiasakan bagi anak-anak dibiasakan berdoa sebelum belajar, menjalankan shalat dhuzur sebagal cerminan taat kepada Allah dan rasul-Nya. Mengerjakan shalat Dhuhur secara berjamaah, duduk dan berdiri dihadapan Allah SWT tanpa membedakan siapa di sampingnya semua adalah hamba yang bertaqwa. Siswa supaya bersabar dalam belajar, menahan lapar dan dahaga dalam hidup supaya banyak bersyukur kepada Allah atas nikmat karunia kesehatan yang telah diberikan Allah SWT.
11. Membiasakan perilaku tawadu’, taat, qanaah, dan sabar dalam Iingkungan masyarakat.
Berperilaku tawadu’, taat, qanaah, dan sabar tidak hanya terbatas hanya di rumah Juga ikut bekerja bakti untuk membersihkan lingkungan.