Facebook Blog Beriman

selamat menunaikan ibadah puasa

Saat saya mengetik keyboard ini, umat islam seluruh dunia sedang menjalani bulan suci Ramadhan. Seluruh umat Islam dengan suka cita menyambut kedatangan bulan puasa itu. Apalagi mengingat bahwa bulan suci itu mempunyai hikmah bagi mereka yang menjalani puasa. Saya pemilik blog beriman dan keluarga mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa kepada yang menjalani ibadah puasa tahun ini, semoga ibadah dan amal yang Anda kerjakan di bulan suci ini deterima oleh Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Puasa adalah Ibadah. Dengan berpuasa, ada dua hal yang amat penting untuk dicatat oleh kita semua.

Pertama, berpuasa itu melatih manusia yang menjalaninya dengan penuh disiplin yang serius. Disiplin itu dalam soal waktu berpuasa, dimulai dengan waktu makan sahur, sampai waktu datangnya mahgrib. Sepanjang sahur sampai waktu datangnya mahgrib, sepanjang waktu itu orang tidak diperkenankan makan dan minum, termasuk juga hal lain yang harus dipatuhi, seperti dilarang marah dengan mencaci maki, juga dilarang berhubungan bagi suami istri.

Kedua, bulan puasa mengajarkan kepada kita untuk bersabar. Bersabar ini menyangkut hal-hal yang pertama tadi. Yaitu dalam konteks sosialnya.

Maka beruntunglah mereka yang dapat melakukan ibadah puasa itu karena, waktu satu bulan penuh dalam setahun, orang melatih diri dengan kesabaran untuk meraih kemuliaan.

berilah kepercayaan pada wanita

Wanita manapun menginginkan agar pria, terlebih jika pria itu suaminya. jangan selalu mengontrolnya. Terlebih lagi jika kontrol itu berputar pada pola berfikir, bahwa "Pria itu adalah dominan terhadap wanita". Bahkan, tidak sedikit yang terlalu rajin mengontrol belanja harian rumah tangga yang dilakukan istrinya. Seolah-olah 'Inspektur keuangan' itu adalah pria.

Beri kepercayaan kepada wanita untuk tugas yang jelas. Jangankan dikontrol, bahkan wanita ingin agar pria memberikan kepercayaan kepada wanita/istri yang bertugas atas segala sesuatu. Misalnya, disepakati sang istri yang akan menambah interior ruang tamu. Setelah itu dilakukan seorang istri, jangan lagi suami menelpon dari kantor menanyakan ini -itu, seakan tak percaya pada selera istri.

Wanita menginginkan, agar pria jangan memaksakan bahwa " Seorang wanita harus bersifat keibuan". Percayalah, bahwa tanpa harus menyandang predikat "Ibu", wanita itu secara alamiah sudah memiliki naluri keibuan. Dalam pergaulan masyarakat moderen suatu pasangan, baik suami istri atau hanya teman biasa. Sungguh lucu mempermasalahkan keibuan. Jika istri sakit, tidak salah suaminya memasak, mencuci, bahkan menyetrika. Jika bayi menangis, apa salahnya jika suaminya mengocok susu. Pria yang menuntut sifat "keibuan" sekarang ini akan repot sendiri, bahkan bisa disebut tidak berfikiran maju.

Wanita juga menginginkan agar pria tidak melakukan "the negative response"
yakni secara usil berkata sinis, bahkan juga memojokkan dirinya untuk menjadi pesimistik. Kesalnya, suatu ketika sang istri mengangkat segalon air mineral. Yang memang cukup berat sehingga suami datang dan berkata "Ah, badan letoi begini mau jadi jagoan kayak laki-laki? biar saya yang angkat!". Bukan berat galonnya, tetapi berat telinga wanita dihina begitu, juga ini menjurus kesan pesimistik bagi wanita : Wanita adalah makhluk lemah.

Wanita juga menginginkan agar pria membuat dirinya "enjoy", setidaknya satu kali saja dalam sehari. Terjemahan kata "enjoy" ini lebih tepat adalah "bergembira", tapi lebih tepat lagi "menikmati". Buatlah wanita menikmati sesuatu bagi hidupnya, setidaknya sekali saja dalam sehari. Walaupun misalnya, seorang wanita sedang asyik mendengar lagu "Tak gendong " setiap pagi, sehingga ke asyikan senam pagi.

menata hubungan

Hubungan baik didalam pergaulan bukan hubungan kenal
mengenal yang lumrah saja. Kita juga harus memperhatikan tetangga, kenalan, atau saudara sekalipun.Kita sering mendengar bahwa hidup dikota besar, individualistis. Satu sama lain cukup mengenal saja, karena sibuknya urusan masing-masing. Bahkan, sering dua saudara kandung yang jarang sekali berhubungan mengabarkan keadaannya.

Sesibuk apa pun kita, seyogyanya kita masih saling mengabarkan keadaan kita kepada teman atau saudara kita. Karena nyatanya, kita bukan hidup sendirian di dunia ini. Sekaya apa pun kita, pasti suatu kali kita memerlukan orang selain diri kita.


Memperhatikan keadaan keluarga teman bukan berarti tiap hari harus mamantau, menelpon, ataupun mengirim surat. Perhatian yang tulus, walau hanya sesekali pasti membawa kesan yang luar biasa, bahkan akan diingat sepanjang hidupnya. Kirimilah sesuatu pada saudara, tetangga bila hari itu adalah hari ulang tahunnya, berbagi makanan disaat hari lebaran dan seterusnya. Tentu hadiah yang tidak di sangka-sangka tersebut sangat membahagiakan mereka. Karena hadiah seperti ini merupakan kenangan yang tak pernah dilupakan.Merupakan perhatian saja bahwa kedua keluarga tersebut mempunyai tali persahabatan.

Kita berhubungan tidak hanya kepada teman, relasi atau tetangga. Hubungan antara anggota keluarga juga harus dijaga supaya harmonis. Misalnya, seorang Ibu seharusnya tidak lupa ulang tahun Anak-Anaknya walau tidak harus merayakannya. Cukup saja dengan mencium yang berulang tahun begitu dia bangun. Syukur kalau anda juga siap dengan kadonya. Juga Anak-Anak, seyogyanya tidak lupa ulang tahun Ibu atau Ayah nya. Karena perhatian tersebut walau hanya mengucap selamat saja, mampu membahagiakan yang bersangkutan. Hubungan keluarga akan merekatkan hubungan keluarga itu sendiri.

Saya sebuah keluarga yang membiasakan Anak-anak sejak kecil pamit kalau hendak tidur dan pergi . Mencium Ayah Bundanya, dan mengucapkan salam. Hubungan yang akrab akan semakin lekat menata hubungan diantara anggota keluarga karena dengan mencium pipi, mencium tangan atau mengucap Assalamualaikum, kebiasaan kaum muslim, memberi tanda bahwa mereka saling mencintai, bahkan menghormati. Nah, menata hubungan baik memang tidak gampang, apa lagi kalau hubungan itu sudah kadung seenaknya saja. Namun, apa salahnya mencoba? Memperbaiki hal-hal yang jelek, untuk perbaikan kita, sama dengan mencetak amal. Dan jangan lupa, agama berfatwa "Silaturrahim" (mempererat tali persaudaraan dan persahabatan) itu akan mendatangkan rizki. Amin......

Selamat HUT RI

Apa yang terasa oleh kita ketika merayakan hut kemerdekaan negeri yang indah ini? 14 tahun yang lalu swaktu RI genap berusia setengah abad seluruh penjuru kota di hias warna-warni lampion terpasang disana-sini, untaian-untaian lampu hias mungil menguasai dan berkelap-kelip di setiap rumah. Rasanya angka 50 itu begitu keramat. Karena menggambarkan berapa panjang sudah perjalanan bangsa ini. Tiba-tiba saja kita berharap tak lama lagi indonesia akan menyusul raksasa-raksasa asia dan di perhitungkan oleh negara-negara maju.
Rasanya suasana gemerlap itu masih bermain-main dipelupuk mata, ketika mendadak tragedi datang susul menyusul, kerusuhan muncul di berbagai tempat, krisis melanda secara berkepanjangan, betapa terancamnya nasib bangsa indonesia. Dengan kondisi krisis mengancam ini, akan ada generasi yang hilang, tentu bukan karena teramat gamang tapi semata-mata karena ingin menjadikan hal itu sebagai salah satu renungan dihari kemerdekaan ke 64RI. Bahwa situasi itu tak dapat di pandang ringan, karena menyangkut eksistensi, kualitas dan kesinambungan bangsa ini di masa datang. Lebih dari itu tentu karena rasa cinta kita kepada bangsa negeri ini.
Selamat Hut RI! Bangkitlah RI!

hati hati pengaruh buruk internet terhadap anak

Sebagaimana globalisasi, teknologi internet bukan lagi asing bagi kebanyakan insan masa kini. Internet juga tidak mengenal segmentasi usia konsumen. Orang dewasa, remaja, lansia, bahkan balita yang memang cerdas dan sanggup mengoperasikan teknologi itu, dapat dengan mudah mengaksesnya. Bahkan, keakraban dengan internet seakan-akan salah satu indikator kemajuan seseorang dalam mengakrabi teknologi canggih.

Tidaklah heran, orang tua tanpa sadar telah dan selalu mengkampanyekan teknologi internet kepada anak-anak. Pada hampir semua pembicaraan isu-isu aktual, media internet selalu dijadikan rujukan. Situs-situs maupun portal berita yang di internet sangat mudah di akses sehingga informasi mudah sampai kemana-mana. Anak-anak yang dalam taraf perkembangan memiliki kebutuhan ingin tahu dengan cepat merasa butuh mengetahui teknologi internet ini. Apalagi anak yang telah memasuki usia remaja belasan tahun.

Dengan internet orang dapat mengakses beragam sumber informasi tanpa harus mengalami kelelahan fisik yang berarti. Shopping kebutuhan rumah tangga, menghubungi teman via jejaring sosial seperti friendster dan facebook ke ujung benua Amerika,Asia dan lainnya,bahkan ngobrol ngobrol melalui imternet.Seorang yang sangat pemalu ,tertutup,malas bicara,dapat berubah menjadi sangat lucu,sangat luwes dan suka bercanda melalui aktifitas chatting ini.

Pokoknya, teknologi internet mampu memenuhi kehausan informasi dan kebutuhan komunikasi. Semakin panjang sumber informasi di internet, memungkinkan konsumen memilih dengan leluasa media mana yang akan diakses. Para dosen pun dapat membuka home page pribadi yang berisikan materi kuliah, sehingga para mahasiswa tidak perlu capek-capek selalu datang ke kampus. Mereka cukup mengaksesnya lewat internet di rumah.


Ibarat dua sisi mata uang, internet pun memiliki pengaruh buruk bagi anak. Seorang anak bisa patah semangat untuk belajar agama dan nilai-nilai moralitas. Karena di cap munafik oleh teman-temannya kalau tidak mau mengakses gambar-gambar porno di internet. Akibatnya pun menjadi terancam, ia dapat tampil tidak percaya diri dan serba ragu terhadap nilai dasar pribadi yang selama ini dipegangnya. Bila tidak di imbangi dengan daya upaya kuat unsur memegang prinsip , sang anak dapat masuk dalam dunia serba longgar dalam memegang nilai moralitas.

Dengan demikian, internet bagai pisau bermata dua, bermanfaat sekaligus punya pengaruh buruk . Sepanjang orang tua berupaya kuat untuk menanamkan nilai-nilai moralitas beragama yang intensif, pengaruh buruk dapat diminimalisasikan. Namun, kalau orang tua tidak memiliki pandangan yang memadai tehadap masalah ini, internet akan semakin mempercepat tumbuhnya masyarakat permisif. Untuk itu, bukan saja perlu dipikirkan, melainkan juga perlu diupayakan dan di tuntut orang tua tangguh dan pintar dalam menghadapi tantangan zaman.

RAIHLAH SUKSES

Banyak cara untuk mengasah pemikiran agar tajam. Diantaranya belajarlah terus. Kita tidak boleh melewatkan pikiran kita dari hal-hal yang baru terjadi agar tidak ketinggalan. Dengan selalu memikirkan hal baru kita bisa memperoleh inspirasi baru, melatih kecerdasan, serta mempertajam akal pikiran. semangat belajar seperti ini bisa terpupuk bila kita sering belajar dan bergaul dengan orang-orang sukses.
Orang yang pandai, bisa memanfaatkan apa saja untuk memenuhi kebutuhannya. Kepandaiannya itu bisa melahirkan bebrbagai kreasi untuk keluar dari tekanan dan kesulitan hidup.
Disini letak kelincahan akal pikiran seseorang dalam mengolah kecerdasannya. Ia bisa diuji menghadapi kenyataan hidup. Kunci awalnya, tak usah takut kalau kita gagal atau salah dalam melangkah, sebab tidak sedikit orang sukses setelah melewati beribu kali kesalahan dan kegagalan.

sayangilah orang tua kita

Berilah perhatian kepada kedua orang tua kita, seperti beliau memberi perhatiannya kepada kita. Subhanallah, orang tua kita tidak pernah mengeluhkan semua kerepotannya menghadapi kita, terutama ibu yang bersusah payah mengandung, melahirkan, menyusui, dan membesarkan kita dengan penuh keikhlasan

Sangat tidak wajar jika kita keberatan merawat orang tua kita terlebih lagi yang sudah pikun, walaupun dengan kehadiran orang tua di tengah-tengah keluarga inti sangat mempengaruhi keharmonisan suami istri maupun antara orang tua dan anak yang biasanya perhatian kita hanya kepada pasangan dan anak kita, kini harus berbagi, jangan sampai mengurangi perhatian kita ke orang tua kita, meskipun perilakunya kemudian berubah seperti halnya anak-anak yang ingin sesuatu harus segera di turuti, yang diberitahu tidak mau mematuhi, yang diperhatikan tapi masih juga mencari-cari perhatian bahkan dengan berbagai tingkah yang terkadang seperti dibuat-buat. Kadang cepat marah dan tersinggung. Mungkin ketika kecil kita pun lebih dari itu itu. Coba kembalikan memori kita pada masa kecil dahulu, ketika beliau memperlakukan kita dengan penuh kesabaran dan kasih-sayang. Dan sekarang... marilah kita renungkan al-qur'an surat Luqman ( 31) ayat 14:

" dan kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua ibu dan bapakmu ibu telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyusui nya selama dua tahun bersyukurlah kepada-KU dan kepada dua orang ibu dan bapakmu hanya kepada-KU lah kembalimu".

TRAINING BERSAMA

MENCARI ILMU KE DAARUT TAUHID

http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc1/hs203.snc1/7021_1040795917319_1748209015_74255_7154672_n.jpg

Me and Mama Dedeh

Menjalin Silaturahmi

http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc1/hs203.snc1/7021_1040795677313_1748209015_74254_6486416_n.jpg

Me and My Husband

Ya Allah... Semoga Hamba dan suami beserta anak, menantu, cucu berbahagia sampai akhir hayat.

Cahya Qolbu

Tiga binatang kecil ini menjadi nama dari tiga surah di dalam Al-Qur'an. An Naml [semut], Al 'Ankabuut [laba-laba], dan An Nahl [lebah]. Semut, menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa berhenti. Konon, binatang ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun. Padahal usianya tidak lebih dari setahun. Ketamakannya sedemikian besar sehingga ia berusaha - dan seringkali berhasil memikul sesuatu yang lebih besar dari tubuhnya.
Lain lagi uraian Al-Qur'an tentang laba-laba. Sarangnya adalah tempat yang paling rapuh [Al 'Ankabuut; 29:41], ia bukan tempat yang aman, apapun yang berlindung di sana akan binasa. Bahkan jantannya disergapnya untuk dihabisi oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat saling memusnahkan. Inilah gambaran yang mengerikan dari kehidupan sejenis binatang ini.
Nabi Shalalahu 'Alaihi Wasallam mengibaratkan seorang mukmin sebagai 'lebah'. Sesuatu yang tidak merusak dan tidak menyakitkan : "Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya" Semoga kita menjadi ibarat lebah. Insya Allah!

Mari Mendongeng untuk Anak Kita

Setiap anak pada dasarnya suka dongeng. Setiap orang menceritakan dongeng kesukaan mereka, secara otomatis akan menjadi pusat perhatiannya ikut merasakan apa yang kita ceritakan dengan mendengar, melihat mimik atau ekspresi wajah, perubahan suara, dan juga gerakan. Ketertarikan mereka secara tidak langsung akan diungkapkan melalui penyampaian pendapat dan juga pertanyaan-pertanyaan. Respon inilah yang kemudian membangun adanya komunikasi dan lambat laun terjalin komunikasi dan keakraban antara orang tua dan anak.
Akan lebih baik lagi jika dalam mendongeng diselipkan nilai-nilai agama atau legenda indonesia. Dengan begitu si anak akan bersungguh-sungguh mencintai agama dan bangsanya.

Doa mudah mengambil KEPUTUSAN

Diriwiyakan dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam (SAW) mengajari kami istikharah dalam semua urusan, sebagaimana beliau mengajari kami Al-Quran. Beliau bersabda, "Apabaila salah seorang dari kamu akan mengerjakan suatu urusan, hendaklah ia shalat 2 rakaat selain shalat fardhu, kemudian membaca doa:

Ya Allah! aku memohon kebaikan dengan ilmu-Mu. Memohon agar Engkau menentukan kebaikan itu buatku, dan aku memohon sebagian dari keutamaan-Mu yang agung. Karena Engkau Maha Kuasa dan aku tidak kuasa. Engkau Maha Tahu dan aku tidak tahu. Engkau yang mengetahui hal-hal yang ghaib. Ya Allah! jika Engkau tahu perkara ini lebih baik buatku, dalam agama, kehidupan, dan masa depan perkara ini lebih baik buatku, tentukanlah perkara itu buatku dan mudahkanlah. Tapi jika Engkau tahu bahwa perkara ini adalah buruk buatku dalam agama, kehidupan, dan masa depan perkaraku, maka palingkanlah perkara itu dan jauhkan dariku, dan berikan sesuatu yang terbaik padaku bagaimanapun caranya, kemudian buatlah aku ridho padanya"

MENCINTAI SESAMA

Supremasi kebahagiaan tertinggi, bila kita sanggup mencintai orang dengan setulus hati tanpa mengharap balasan .

Tidak sempurna iman seseorang jika dia belum mencintai orang lain sebagaimana dia mencuntai dirinya sendiri ,cintailailah olehmu mahkluk yang ada di muka bumi,pasti Allah mencitaimu (HR.MUSLIM)

Apakah Pemahaman Kita tentang arti bersyukur sudah merasuk dalam jiwa kita???

Untuk memahami bersyukur bayangkan lah ilustrasi berikut ini :

Ada 2 orang wanita, katakanlah yang seorang bernama jahanim dan yang seorang lagi bernama sholeha. Mereka meninta pertolongan untuk dicarikan jodoh. Kebetulan kita punya teman baik yang bekerja di beberapa perusahaan, singkat cerita, berkat "perjuangan" dari kita maka akhirnya jahanim dan sholeha berhasil di terima sebagai seorang istri dari teman baik kita itu. Meskipun sudah kita tolong, namun jahanim tidak menunjukan rasa terima kasinya sedikitpun kepada kita (mungkin karna ia menganggap pertolongan kita itu bukan suatu istimewa). Kemudian hari bahkan kita menerima complain dari teman kita itu si jahanim sering melakukan perbuatan tercela yang merugikan suaminya. Lain halnya dengan si sholeha itu berkali-kali menyatakan rasa terima kasinya kepada kita (bahkan sampai berurai air mata). Kemudian hari kita pun mendapat laporan dari teman kita yaitu suami si sholeha, bahwa ia beruntung sekali mendapat istri seperti sholeha, orangnya rajin, sholeha, tulus dalam menjalankan rumah tangga (bahkan akhinya di julukin istri teladan). Bila akhirnya jahanim di cerai oleh suaminya. Niscaya kita tidak mau lagi menjodohkan dia kepada laki-laki manapun. Tetapi sebaliknya, bila si sholeha kehilangan suami karena suaminya meninggal, maka tentu kita akan berusaha mencarikan jodoh lain untuknya. Bahkan kalau ada laki-laki yang lebih baik, maka tentu kita bantu agar si sholeha mendapatkan suami yang lebih baik lagi.

Dari ilustrasi ini dapat ditarik kesimpulkan umum bahwa, bila "si pemberi nikmat" dibuat kecewa oleh tindakan kita, maka tentu ia tidak mau menolong atau memberi sesuatu lagi kepada kita.

Sekarang, marilah kita intropeksi untuk menghitung-hitung berapa banyak nikmat yang telah diberikan Allah selama ini. Barapa banyak nikmat Allah yang diberikan kepada kita tapi tidak di berikan kepada orang lain. Apakah ada dari pemberian manusia yang melebihi nikmat yang diberikan oleh Allah? Hati-hatilah, jangan sampai anda termaksuk orang yang dimaksud dalam firman-Nya:

######################################################################
### Dan sesungguhnya Allah itu tidak menyukai orang-orang ###
### yang berkhianat dan tidak berterima kasih. Al hajj 38 ###
######################################################################

Hj. Nini Riswa

Haiii….orang orang yang berfikir

Coba kita kesampingkan sejenak nafsu
kita, berpikirlah dengan jernih,apakah
ada ajaran dari islam yang tidak
bermanfaat untuk mencapai kehidupan yang
bahagia didunia ini?
Tuhan tidak
memerlukan kita. Ia tidak peduli kita mau
taat kepadaNYA atau membangkang. Dia
memberi manusia kebebasan untuk
menentukan jalan hidupnya sendiri
sendiri. Tetapi jelas manusia akan
menerima konsekuensinya atas jalan yang
dipilihnya itu. Bukankah ini cukup fair?
Lalu mengapa kita tidak berpikir
safe? Apakah tidak terlalu gegabah bila
kita pertaruhkan hidup didunia yang
tidak sampai 1 hari menurut ukuran waktu
akhirat [as sajdah 5] dengan menolak
ajaran agama? Apa lagi Allah telah
mengatakan bahwa Ia tidak menjadikan
sedikit kesulitan pun dalam hal beragama
[Al hajj 78] serta telah memudahkan
Alqur’an untuk dipelajari.

Jangan sia-sia kan waktu

Allah SWT tidak sia-sia menciptakan
waktu dan mengatur dunia ini dgn perantara waktu. Allah SWT sengaja menciptakan
waktu sebagai sebuah batasan dan ukuran hidup manusia.

Ada ukuran yang telah Allah SWT bentuk untuk semua
ciptaannya, untuk itulah kita selaku makhluk yang mengemban amanah dari Allah
SWT harus hidup dengan ukuran yang telah Allah SWT ciptakan agar sinergis
dengan ciptaan Allah SWT yang akan menyebabkan kita menuju kesempurnaan.

Maka kehidupan manusia sebagai
khalifah dan penghuni bumi, harus bisa memanfaatkan waktu. Waktu terus berjalan
dan tak akan menunggu manusia yang berdiam diri tak berkembang, manusia yang
tak mampu mengimbangi percepatan waktu, maka dia akan tergilas ”bergeraklah
manfaatkan waktu karena diam itu berarti mati”

Ada sebuah pertanyaan disetiap
perubahan waktu yang seharusnya terus kita pikirkan! apakah kita sudah dewasa
dan bijak dalam menyikapi hidup? Kalau kita merenung lebih dalam tentang
hakekat kehidupan, maka jawaban pertanyaan diatas menjadi tidak sederhana,
karena dengan menjawab pertanyaan tersebut mencerminkan sejauh mana pemahaman
kita terhadap kehidupan yang sedang kita jalani

Coba kita renungkan bersama sudah
berapa kali kita diberi sebuah masalah untuk kita selesaikan, yang akhirnya disadari
atau tidak masalah itu berakhir dan menjadi sebuah kesimpulan menjadi pemenang
atau tidak sukses. Pemakaian kata tidak sukses disini dengan maksud kita tidak
akan menjadi orang yang kalah, jika kita mampu menarik pelajaran dari setiap
moment yang telah berlalu utuk kemudian melakukan hal yang lebih baik, karena
kita diciptakan Allah SWT sebagai pemenang yang memiliki kelebihan yang
dibandingkan mahluk lainnya.

Itu lah sebenarnya hakekat hidup
manusia bijak dan dewasa yaitu manusia yang mengetahui hakekat hidup dan
kehidupan hingga bisa memposisikan dirinya dihadapan Allah SWT, memposisikan
dirinya terhadap sesamanya dan memposisikan dirinya tehadap alam sekitar.

Jadi, maukah kita hanya jadi debu
dikehidupan yang hanya sekali ini?

Marilah
kita renungkan…

Hj Nini Riswa

Bandung 20 April 2008 jam 00’15